Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius
di negeri ini, terutama di kota-kota besar dengan jumlah penduduk yang melebihi
batas. Dengan teknologi yang tepat, sampah yang tadinya menjadi masalah
sebagai barang buangan, kotor, berbau, menimbulkan penyakit dan mencemari
lingkungan dapat menjadi barang yang bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Sampah anorganik
bisa membantu mengembangkan industri daur ulang (recycling). Kertas bekas akan
di daur ulang oleh industri kertas, samp dan
kaca sampah plastik akan di daur ulang menjadi bahan baku industri, sedangkan
sampah organik dapat mengembangkan industri pengolah kompos menjadi pupuk
organik dan juga dapat diolah menjadi industri energi/industri bahan bangunan.
Daur ulang adalah
salah satu cara yang digunakan untuk meminimalkan jumlah sampah yang ada untuk
meningkatkan nilai ekonomisnya menjadi barang-barang yang berguna. Daur ulang
merupakan proses untuk
mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Material yang bisa
didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan
barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya
menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak
dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada
sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan
lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah,
penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.
Bahan yang
dibutuhkan adalah pecahan kaca atau pecahan botol bekas, toples bekas dan apa
saja yang berbahan kaca. Bahan baku tersebut dibersihkan dari bahan kontaminan,
dicuci hingga bersih dan dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat
Celcius selama 24 jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca itu
dibentuk sesuai dengan keinginan. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan
jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30%
material kaca daur ulang. Proses lainnya yang juga bisa dilakukan adalah bahan
kaca yang sudah didapat dilakukan pemotongan dan dimodifikasi sesuai desain
yang diinginkan misalnya dalam bentuk mainan maupun kerajinan.
Berbagai bentuk
dapat di bentuk dari limbah-limbah kaca itu menjadi bentuk baru dengan nilai
tambah didalamnya. Mulai vas, kap lampu, maupun bentuk baru berupa mainan,
antara lain, berbentuk senjata api, kereta api, mobil, helikopter, sepeda
motor, andong, becak, dan alat musik drum, gapura, lampu hias dan yang lainnya.
Harga yang ditawarkan pun cukup bervariasi yaitu mulai dari Rp 20 ribu hingga
Rp 15 juta tergantung ukuran dan tingkat kerumitan proses pembuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar